Gempa Jogja 27 Mei 2006 (in memorial)

Sudah hampir 7 tahun, sebagian orang Jogja selalu ingat peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik, gempa bumi yang berkekuatan 5,9 pada skala Richter.  Kami warga Jogja, banyak yang kehilangan ibu, bapak, adik, kakak, saudara tepat di hari itu, bahkan berita di televisi katanya korban hampir 6000 jiwa.

Serasa dejavu, teringat kembali saya bersama teman-teman perantauan dari Jogja merasakan kesedihan yang sama, rasanya ingin cepat pulang mudik ke Jogja sekedar menjeguk keadaan orang-orang yang kami cintai. Beberapa teman sudah mudik tidak peduli dengan pekerjaannya,saya pun demikian waktu itu dikarenakan semua jaringan seluler dari teman-teman saudara kita di Jogja bahkan telpon instansi pemerintah pun tidak ada yang bisa dihubungi semua, siapa yang tidak cemas.

Gempa bumi tersebut mengakibatkan banyak rumah dan gedung yang rubuh, rusaknya instalasi listrik dan komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak lokasi di Bantul yang belum teraliri listrik. Banyak yang kehilangan saudara, banyak yang kehilangan pekerjaan, banyak yang kehilangan harta benda.

Berbagai kalangan sibuk menggelar acara sendiri-sendiri. Sebagian besar warga Jogja  menyelenggarakan doa bersama dalam bentuk tahlilan untuk keluarga yang menjadi korban gempa.

Peringatan gempa Jogja  di daerah Bantul, simbol peringatan menjelang detik-detik gempa yang menewaskan 6.400 jiwa serta ratusan ribu orang mengalami luka-luka, ditandai dengan bunyi gamelan pukul 5.57 WIB hingga 6.00 WIB, diikuti dengan raungan sirene serta suara klakson kendaraan.
 

Selepas berlalu gempa Jogja mampu membuka mata hati sebagian warga Jogja untuk lebih giat lagi mendekatkan diri kepada-Nya.  Dalam 2 tahun kami bisa bangkit, kami bisa gotong royong membangun kembali rumah kami, kota kami tercinta. Saya bangga dengan warga Jogja, saya bangga dengan kota tercinta Jogjakarta.

Ekarockcity Jogja