Waktu tentu merupakan dimensi penting dari produktivitas diri. Bahkan bisa jadi juga aspek terpenting dalam kehidupan kita. Sudah sering kita dengar bahwa kehilangan uang bisa kita cari lagi, tetapi kehilangan waktu, tidak tergantikan. Dengan logika yang sama, bisa jadi pencuri waktu lebih berbahaya daripada pencuri uang. Pencuri waktu adalah mereka yang sering membuat kita menunggu, baik sewaktu rapat ataupun terkait dengan pekerjaan-pekerjaan kita yang lainnya.
Kita pada dasarnya bisa menggunakan, menjual atau menginvestasikan waktu kita. Pemilahan di atas tentu dilakukan secara sederhana saja. Menggunakan berarti memakai waktu kita pada hal yang memang kita ingin lakukan. Menggunakan kita bedakan dengan menjual, dimana dalam Menjual kita menggunakan waktu kita untuk aktivitas yang diperlukan pihak lain yang bersedia membayar waktu, keahlian dan output kita.
Tentu sah saja menggunakan waktu yang kita miliki. Kita hanya perlu aware terhadap penggunaan berlebihan untuk kesenangan jangka pendek tanpa menyeimbangkan dengan kepentingan jangka panjang kita atau kepentingan-kepentingan lain di dalam dimensi hidup kita.
Penggunaan waktu dalam hal yang menyenangkan bisa jatuh pada area konsumtif atau produktif. Produktif bila dia diperlakukan sebagai jeda untuk refreshing diri kita. Konsumtif bila kemudian kita tidak dapat mengendalikan porsi penggunaan waktu kita dalam area tersebut, bahkan sampai jatuh pada kecanduan. Kecanduan menonton TV, bermain games ataupun kecanduan lainnya.
Setiap orang memerlukan mentransaksikan waktunya dengan orang lain. Disanalah kita menjual waktu kita atau membeli waktu orang lain. Hal ini sah saja karena tidak mungkin kita dapat memenuhi semua kepentingan hidup kita dan keluarga kita. Bagaimana kita tahu bahwa kita semakin trampil dalam menjual waktu kita? Ketika kita mencapai minimax: menggunakan sedikit waktu, namun mendapatkan kompensasi yang besar. Ini umumnya dicapai oleh orang pada level ahli ataupun seorang pengusaha yang telah berhasil membangun bisnisnya.
Bila kita tidak berorientasi pada peningkatan harga waktu kita, maka yang akan terjadi adalah berkurangnya harga waktu kita karena di pasaran terdapat orang yang lebih ahli yang lebih bisa menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya yang lebih rendah.
Dengan mengurangi waktu yang kita jual maka kita akan mempunyai lebih banyak waktu untuk melakukan apa yang kita inginkan, termasuk menginvestasikan waktu kita. Investasi waktu adalah waktu yang kita gunakan untuk kenyamanan kita di masa depan. Bisa berarti mengembangkan diri, membangun relasi, memperbaiki sistem, mengembangkan tim, dll.
Lalu bagaimana menyeimbangkan antara ketiga penggunaan waktu tersebut? Mungkin rumus sederhana berikut bisa dipakai. Ketika sampai ke menjual waktu, prinsipnya adalah minimax: minimal waktu, maximal income. Ketika sampai menggunakan waktu, prinsipnya adalah memadukan dengan baik antara istirahat dan hobi. Prinsipnya adalah sesegera mungkin kembali ke waktu yang bisa kita jual.
Ketika sampai pada waktu yang kita investasikan, maka prinsipnya adalah semakimal mungkin sepanjang tidak mengorbankan berbagai kepentingan yang ada di berbagai dimensi hidup kita: keluarga, pekerjaan, agama, dll.
Kita pada dasarnya bisa menggunakan, menjual atau menginvestasikan waktu kita. Pemilahan di atas tentu dilakukan secara sederhana saja. Menggunakan berarti memakai waktu kita pada hal yang memang kita ingin lakukan. Menggunakan kita bedakan dengan menjual, dimana dalam Menjual kita menggunakan waktu kita untuk aktivitas yang diperlukan pihak lain yang bersedia membayar waktu, keahlian dan output kita.
Tentu sah saja menggunakan waktu yang kita miliki. Kita hanya perlu aware terhadap penggunaan berlebihan untuk kesenangan jangka pendek tanpa menyeimbangkan dengan kepentingan jangka panjang kita atau kepentingan-kepentingan lain di dalam dimensi hidup kita.
Penggunaan waktu dalam hal yang menyenangkan bisa jatuh pada area konsumtif atau produktif. Produktif bila dia diperlakukan sebagai jeda untuk refreshing diri kita. Konsumtif bila kemudian kita tidak dapat mengendalikan porsi penggunaan waktu kita dalam area tersebut, bahkan sampai jatuh pada kecanduan. Kecanduan menonton TV, bermain games ataupun kecanduan lainnya.
Setiap orang memerlukan mentransaksikan waktunya dengan orang lain. Disanalah kita menjual waktu kita atau membeli waktu orang lain. Hal ini sah saja karena tidak mungkin kita dapat memenuhi semua kepentingan hidup kita dan keluarga kita. Bagaimana kita tahu bahwa kita semakin trampil dalam menjual waktu kita? Ketika kita mencapai minimax: menggunakan sedikit waktu, namun mendapatkan kompensasi yang besar. Ini umumnya dicapai oleh orang pada level ahli ataupun seorang pengusaha yang telah berhasil membangun bisnisnya.
Bila kita tidak berorientasi pada peningkatan harga waktu kita, maka yang akan terjadi adalah berkurangnya harga waktu kita karena di pasaran terdapat orang yang lebih ahli yang lebih bisa menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya yang lebih rendah.
Dengan mengurangi waktu yang kita jual maka kita akan mempunyai lebih banyak waktu untuk melakukan apa yang kita inginkan, termasuk menginvestasikan waktu kita. Investasi waktu adalah waktu yang kita gunakan untuk kenyamanan kita di masa depan. Bisa berarti mengembangkan diri, membangun relasi, memperbaiki sistem, mengembangkan tim, dll.
Lalu bagaimana menyeimbangkan antara ketiga penggunaan waktu tersebut? Mungkin rumus sederhana berikut bisa dipakai. Ketika sampai ke menjual waktu, prinsipnya adalah minimax: minimal waktu, maximal income. Ketika sampai menggunakan waktu, prinsipnya adalah memadukan dengan baik antara istirahat dan hobi. Prinsipnya adalah sesegera mungkin kembali ke waktu yang bisa kita jual.
Ketika sampai pada waktu yang kita investasikan, maka prinsipnya adalah semakimal mungkin sepanjang tidak mengorbankan berbagai kepentingan yang ada di berbagai dimensi hidup kita: keluarga, pekerjaan, agama, dll.
0 komentar:
Posting Komentar